Sejak bulan Maret 2020 lalu, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di setiap jenjang pendidikan Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus COVID 19 di sekolah, karena sekolah dinilai menjadi salah satu tempat yang rentan akan penularan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China ini.
Akan tetapi dalam penerapannya, PJJ justru banyak menimbulkan berbagai permasalahan. Terlalu banyaknya tugas siswa, jaringan internet yang kurang mendukung, hingga sulitnya mengontrol proses pembelajaran oleh guru, merupakan beberapa permasalahan yang lazim ditemukan. Melihat keadaan ini, sekelompok pemuda yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna Desa Ngajaran, berinisiatif mengadakan bimbingan belajar gratis bagi siswa sekolah.
Kegiatan yang diberi nama “Sinau Bareng” ini sudah berjalan sejak bulan Agustus lalu dengan memanfaatkan balai desa sebagai tempat pelaksanaan. Tenaga pengajar dalam kegiatan ini merupakan relawan yang terdiri dari siswa sekolah menengah, mahasiswa, dan anggota karang taruna. Untuk waktu pelaksanaannya, Sinau Bareng dilakukan setiap hari senin-jumat, mulai pukul 13.00 – 16.00 WIB. Sementara itu, demi memudahkan siswa dalam mengakses internet, panitia mengggunakan wifi yang sudah disediakan oleh pihak desa.
Kegiatan “Sinau Bareng” juga didukung oleh Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) yang merupakan lembaga desa yang bertugas melindungi hak-hak anak dibawah umur. Di Desa Ngajaran sendiri KPAD di ketuai oleh Hartono, menurutnya kegiatan sinau bareng merupakan salah satu upaya memenuhi hak anak yaitu mendapatkan pendidikan.
Harapannya kegiatan “Sinau Bareng” dapat membantu siswa ketika melakukan pembelajaran jarak jauh. Selain itu, kegiatan ini bisa meringankan beban wali murid, mengingat mayoritas masyarakat Desa Ngajaran memiliki ekonomi menengah ke bawah, yang pastinya internet bukan barang murah bagi mereka.